Asal Kata Bajingan dan Sontoloyo

close
Mungkin telinga kita pernah mendengar kata kata sontoloyo atau bajingan, uuups mungkin buat kebanyakan orang dua kata sontoloya dan bajingan memiliki arti kata negatif.  Mungkin buat sahabat yang berasal dari pulau jawa pasti sudah pada tahu, tapi buat sahabat nusantara lainnya tidak salah mengerti makna kata SONTOLOYO dan BAJINGAN yang sesungguhnya.

1. Arti Kata Sontoloyo

Menurut kamus besar bahasa Indonesia "SONTOLOYO" bermakna “ konyol, tidak Beres, dan bodoh. Kata yang dipakai sebagai kata makian.  Ada tersisip makna kekesalan bagi yang mengucapkannya.

Padahal dalam bahasa Jawa, Sontoloyo adalah sebuah nama julukan  atau profesi  bagi seseorang atau lebih yang menggembala bebek, dalam bahasa jawanya : "wong sing angon bebek". Biasanya orang yang disebut sontoloyo menggunakan atribut kurang lebih begini:


2. Arti Kata Bajingan 

Bajingan adalah sebuah istilah kata yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara gerobak sapi. Lantas kenapa istilah bajingan kemudian bergeser menjadi sebuah kata makian,  padahal kata itu adalah merujuk sebuah profesi seseorang.

Dahulu kala pada tahun 1940 an, di daerah  Banyumas sarana transportasi sangat sulit untuk ditemui. Masyarakat yang ingin berkegiatan di kota seperti berdagang, atau hanya mejeng biasanya menggunakan jasa gerobak sapi.

Pada saat itu bajingan merupakan satu satunya alat transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat pinggiran untuk membawa mereka ke kota, selain berjalan kaki tentunya.

Namun  kedatangan bajingan ini tidak tentu ditempatnya, bisa siang hari, pagi hari, bahkan tengah malam. Karena ketidakpastian waktu tersebut, masyarakat yang ingin numpang gerobak sapi terpaksa jalab kaki jika tidak berjumpa bajingan.

Nah karena itulah  keluar kalimat sedikit sindiran atau umpatan seperti ini : “Bajingan suwe temen sih tekane!” ( bahasa jawa ) yang artinya :  "Bajingan lama banget sih datengnya". Dari situ bajingan mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan.

Dahulu pun, umpatan bajingan hanya digunakan sebagai analogi atas keterlambatan sesuatu atau seseorang, misalnya “Sekang ngendi bae koe, suwe temen sih kaya bajingan” yang artinya : Darimana aja kamu, lama bener kayak bajingan. Namun, pada masa sekarang bajingan menjadi kata umpatan yang lebih umum dan tidak merujuk pada kekesalan mengenai keterlambatan atas sesuatu.

Kesimpulannya :
"SONTOLOYO" sejatinya adalah sebutan untuk "PENGGEMBALA BEBEK" atau orang-orang yang dengan setia menggiring bebek dari pagi sampai sore ke daerah perairan sekaligus mengumpulkan telur-telurnya.

BAJINGAN sendiri adalah sebutan bagi KUSIR GEROBAK ( Pedati ) yang ditarik oleh Lembu. Sebutan Bajingan tidak berlaku untuk gerobak/pedati/sado yang ditarik oleh kuda.

Menilik masing-masing arti tersebut jelas tidak ada hal yang salah atau buruk. Namun demikian karena SONTOLOYO dan BAJINGAN sudah menjadi idiom yang menggambarkan hal-hal negatif, kedua komunitas itupun sekarang sudah tidak pernah lagi disebut demikian. Bahasa penyebutannya tidak lagi memiliki kekhasan kultural alias berlaku secara umum. Contohnya SONTOLOYO ya disebut Wong angon bebek.

Share on :