Sebelum korban pelecehan melaporkan kasus ini ke polisi, Korban “Sakharkar” pd 17 Agustus mencurigai bahwa putra tirinya “Suresh Sakharkar” yg melatih burung beo milik tetangganya untuk menyerang korban dengan kata2 kotor. Ibu dan anak tiri ini telah terlibat dalam sengketa warisan, hubungan mereka tidak akur.
Setelah Janabai Sakharkar (korban pelecehan) mengkomplian ke pemilik beo dan dia tidak mendapatkan tanggapan dari pemilik beo tsb, maka Sakharkar (korban pelecehan) membawa kasus tsb ke polisi. Pihak berwenang menanggapinya dengan serius, polisi lalu membawa burung beo itu dan menjebloskannya keruang tahanan, namun saat beo diintrogasi, beo bungkam seribua bahasa.
Berbagai upaya dilakukan oleh polisi untuk mendapatkan/mendengar celoteh cabul dari beo tsb, namun usaha mereka sia2, yg mereka dapatkan hanya suara acak dari beo itu. Bahkan korban yg mendapat pelecehan dipertemukan dengan beo untuk memancing kata2 kotor yg keluar dari beo seperti yg dilaporkan, namun beo itu bertindak seperti tidak mengenal korban.
Gagal dalam menuntaskan kasus ini, polisi lalu memutuskan untuk membawa beo ke Departemen Kehutanan. Beo dimasukkan ke ruang tahanan yg diperuntukkan bagi orang2 yg melanggar undang2 konservasi hutan.